Kisah Pangandaran dan Kapal Belanda Tahun 1947

Pantai Pangandaran adalah tempat yang indah dan menjadi banyak tujuan para wisatawan setiap harinya. Pernahkah anda memperhatikan bahwa belakangan ini ada kapal besar yang terdampar di pinggir pantai karena tak kuat menahan angin. Atau melihat kapal viking yang sengaja didamparkan sebagai simbol perlawanan terhadap illegal fishing. Lalu, sebagai sebuah pantai layaknya pantai lainnya di dunia. Seperti apa pantai pangandaran dulu pada masa perang dunia. Hmmm. Kalo urusan sejarah masa lalu, maka kita harus membuka file-file arsip nih..., soalnya zaman itu orang pangandaran belum ada yang punya camera atau smartphone. Dikutip dari Arsip Nasional Belanda Nama Pantai Timur Pangndaran sebutan Belanda bukanlah Pantai Pangandaran. Tapi....? sebelum dijawab mari kita Cek nama nama kota di Indonesia dalam penyebutannya oleh Belanda. Jakarta disebut sebagai Batavia, bogor Disebut Buitenzorg, Cirebon dikenal dengan Cheribon, Priangan dengan nama Preanger dan lainnya. Nah Pantai Pangandaran sendiri, orang Belanda menyebutnya sebagai Mauritsbaai. Kendengarannya asing banget kan? Mungkina anda baru dengar kata itu. Mauritsbaai. Mungkin mirip dengan sebuah pulau dengan nama Mauritius di barat benua Afrika. Nah dalam arsip tersebut Pantai Pangandaran dikenal sebagai Mauritsbaai, Zuid Java atau Laut Selatan Jawa. Waktu itu kapal Belanda bernama pelikan, yang sedang bersandar di pantai. Juga ada Kapal Perang Belanda yang bersiga di Teluk Pangandaran. Kalo kita perhatikan dalam photo tersebut ada dua buah kapal besar. Satu sedang berlabuh di pantai Pangandaran dan satu kapal lagi berada di tengah teluk Pangandaran. Terdapat mobil semacam jeep, juga tentara yang bersiap siaga. Dalam keterangan foto di arsip menyebutkan bahwa, Kapal Pelikan tengah memasok peralatan dan perlengkapan di Pantai Mauritsbaai atau Pangandaran. Jika kita perhatikan peralatan yang dimaksud adalah berupa beberapa mobil, senjata, makanan dan juga tentara. Jika kita perhatikan lebih teliti, kapal Belanda bernomor 627 tersebut tengah bersandar di Pantai Timur Pangandaran, hal tersebut bisa dilihat dengan adanya latar belakang Pulau Nusakambangan di belakang Kapal yang tengah berada di tengah teluk. Para tentara Belanda terlihat berada di sekitar kapal dan sebagian lagi berada di atas kapal pelikan milik negeri Ratu Wilhelmina itu. Juga ada yang mendekat ke kapal dengan perahu tradisional khas Pangandaran jaman dulu, yaitu perahu terbuat dari kayu. Dan yang lain memeriksa di darat.. Jum'at, 13 Agustus 2021 05:02 WIB | 1.109 Views



Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran. Kirimkan tulisan anda melalui Kontribusi dari Anda


Berikan Komentar Via Facebook



Mau booking hotel, penginapan, travel dan tour? call 0265-639380 atau klik disini